Luna menghela napas dalam-dalam. Hari ini adalah hari terakhir untuk memutuskan apakah dia akan melanjutkan ke sekolah menengah atas atau menjadi penulis online. Sejak kecil, dia selalu menaruh minat pada dunia penulisan, dan akhir-akhir ini dia sering menulis cerita pendek di platform online. Namun, dia juga menyadari bahwa pendidikan formal sangat penting dan dia tak ingin melewatkan kesempatan untuk belajar di sekolah.
"Luna, kamu kelihatan bingung. Ada yang bisa aku bantu?" Sarah, sahabatnya, mendekati Luna dan duduk di sebelahnya.
"Ya, aku bingung harus memilih apa. Aku ingin menjadi penulis online, tapi aku takut akan menyerah pada sekolahku." Luna menjelaskan.
"Aku mengerti perasaanmu, Luna. Tapi, kamu tahu, kamu bisa melakukan keduanya. Aku percaya kamu bisa mengatur waktu untuk belajar dan menulis." Sarah mencoba meyakinkan Luna.
Luna merenung sejenak. Dia memikirkan saran dari Sarah. Dia merasa seperti dia bisa mencoba untuk menulis secara online sambil tetap berfokus pada pendidikan formalnya.
Pagi itu, Luna datang ke sekolah dengan senyum di wajahnya. Dia memutuskan untuk mencoba menulis secara online sambil tetap berfokus pada pendidikan formalnya. Dia memutuskan untuk mengatur jadwal belajarnya dan waktu luangnya untuk menulis.
Setelah beberapa minggu, Luna mulai merasa lebih baik. Dia menemukan cara untuk membagi perhatiannya antara belajar dan menulis, dan hasilnya, dia tetap mendapatkan nilai yang baik di sekolah dan menulis cerita yang populer di platform online.
Luna merasa bersyukur atas saran dari Sarah. Dia belajar bahwa dia bisa melakukan keduanya dengan baik, asalkan dia mampu mengatur waktu dengan baik. Dia yakin dia akan menjadi penulis yang sukses dan berhasil menyelesaikan pendidikan formalnya dengan baik.